“Aku berdiri disini ,dipenghujung umurku bukan hanya karena
aku telah mengucapkan dua kalimat syahadat.Tetapi aku berdiri disini,di bawah
tiang gantungan ini,karena telah melaksanakan dua kalimat syahdat semampu yang
aku dapat”.
Itulah dengungan terakhir sang masterprice,As-Syahid Sayyid
Quthb,sebelum tali gantungan terikat erat di lehernya.betapa luar biasanya
seoarang Sayyid Quthb,ia mampu tenang disaat mungkin ketika orang lain yang
berada disitu tidak akan setenang beliau.Ia memang sudah menyerahkan segala
urusanya kepada yang Maha Memegang Seluruh kehidupanya,Alloh Azza Wa jalla.Ia
sudah Ikhlas dngan apa yang saat ini menimpa dirinya,karena ia yakin semua itu
sudah menjadi takdir yang tak mungkin lagi dapat diubah.dengan ketegaran
hatinya ,ia ucapkan kalimat tersebut.
Sekarang kita coba tengok para aktivis dakwah saat ini,apakh
mereka akan tetap tegar ketika rintangan terus menerus menusukan luka yang
mungkin bukan raga mereka saja yang terluka,bahkan jiwa mereka pun bisa saja
terluka oleh terpaan cibaan tersebut.Keistiqomahan hati dan jiwa lah yang haru
senentyasa menjadi penuntun raga ini untuk mengrungi samudra dakwah yang kita
pun sebenarnya tak tahu kapan akan berlabuh.Kalau pun kita akan
karam,setidaknya kita sudah mengikuti perjalanan panjang ini dengan penuh rasa
ikhlas karena emata –mata mengharap keridhaan Alloh Azza Wa Jalla .
0 komentar:
Posting Komentar